Abstrak
Teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang pesat dalam dua dekade terakhir menjadikan dirinya sebagai sektor vital bagi pembangunan bangsa dan negara. Indonesia juga mengalami pertumbuhan TIK, ironisnya pertumbuhan tidak merata dan tertinggal jauh oleh negara-negara lain. Pemeritah Indonesia merespon dan menetapkan visi Indonesia Informatif menuju masyarakat sejahtera. Ada banyak hambatan yang dihadapi. Walaupun demikian, ada banyak peluang yang dapat dimanfaatkan melalui interaksi bidang TIK dengan bidang-bidang lainnya. Bagaimana murid-murid Kristus menyikapinya? Kami mengajukan perlunya murid-murid Kristus di bidang TIK untuk mulai berjejaring dan berkolaborasi, mengembangkan dan menerapkan keahlian yang dimiliki, dan bertindak nyata memenuhi mandat budaya dan panggilannya sebagai garam dan terang.
1. Pendahuluan
Dalam satu dekade terakhir, perkembangan teknologi informasi (TIK) begitu pesat yang ditandai dengan lahirnya generasi Web 2.0 dimana internet tidak hanya digunakan sebagai sumber informasi tetapi juga untuk interaksi, kolaborasi, dan saling berbagi. TIK kini tidak lagi terkurung dalam ruangserver, laboratorium, kelas, dan kantor tetapi semakin terserap masuk ke dalam keseharian hidup manusia dan bisa dinikmati oleh banyak orang. Dari mainframe yang memerlukan ruang khusus hingga ponsel pintar yang kita kantongi, penggunaan TIK dari direktur hingga tukang becak, dari guru besar hingga anak sekolah, dari para manula hingga anak-anak, semuanya menunjukkan bahwa TIK telah menjadi bagian penting dalam sejarah peradaban manusia. TIK telah mensejajarkan dirinya dengan teknologi lain—teknologi transportasi, distribusi listrik, dan sistem distribusi air bersih—dalam mempengaruhi hajat hidup orang banyak. Bedasarkan fakta ini, kami menyatakan bahwa ada lahan yang sangat besar, yang sampai saat ini belum dikelola optimal, yang bisa dipakai oleh anak-anak Tuhan untuk menyatakan kasih-Nya kepada dunia.
Makalah ini disusun untuk membukakan status TIK saat ini, baik secara global maupun secara khusus di Indonesia. Makalah ini juga memaparkan secara singkat dampak positif dan negatif dari teknologi informasi. Selanjutnya, makalah ini memaparkan hambatan dan peluang pemanfaatan TIK bagi kepentingan bangsa dan negara di berbagai bidang. Kemudian, bagian penting dari makalah ini, bagaimana seharusnya kita sebagai murid-murid Kristus menyikapi kemajuan TIK untuk membangun bangsa dan negara. Terakhir, makalah ini ditutup dengan sebuah perenungan bahwa manusia tidak lepas dari pengaruh teknologi, tetapi manusia berhak menentukan arah penggunaan teknologi tersebut.
2. Sekilas Perkembangan Teknologi Informasi Global dan Teknologi Informasi Indonesia
TIK berkembang dengan sangat pesat, ini dapat dilihat dari munculnya tren-tren baru TIK seperti komputasi awan, TIK hijau, pita-lebar, dan TV digital [5]. Tren lainnya adalah perubahan ukuran fisik komputer yang makin lama makin mengecil. Dahulu yang berbentuk mainframe kini ke bentuk perangkat bergerak (mobile devices). Perubahan ini memungkinkan TIK dapat lebih tersebar sehingga dapat dipakai di mana dan kapan saja. Kemudian evolusi perkembangan teknologi pita-lebar yang dari 2G, 3G, hingga ke UMTS-LTE dan WiMax memungkinkan kanal telekomunikasi tidak hanya untuk suara tetapi juga untuk lalu lintas data berukuran besar [5]. Perkembangan ini membuat internet tidak hanya sebagai alat informasi tetapi juga sebagai sumber pengetahuan, media berkolaborasi, sumber hiburan, media bisnis, media kampanye politik, media gerakan sosial, dan masih banyak lagi. Internet makin interaktif, makin pervasif1, makin menyatu dengan keseharian kehidupan manusia. Inilah tren global TIK saat ini.
Di Indonesia, TIK berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Perkembangan telepon selular dalam rumah tangga (RT) di Indonesia dalam kurun 2006-2008 memperlihatkan peningkatan. Rasio RT dengan telepon selular terhadap seluruh RT di Indonesia meningkat dari 24,60% pada tahun 2006 menjadi 52,60% pada tahun 2008. Hal ini juga terjadi di seluruh wilayah. Wilayah Kalimantan merupakan wilayah dengan rasio tertinggi sejak tahun 2006 hingga 2008, diikuti wilayah Sumatera dan Jawa [5].
Di bidang pendidikan, dalam tahun ajaran 2006/2007-2008/2009, terjadi peningkatan jumlah mahasiswa aktif dalam bidang TIK terutama mahasiswa program diploma D3 dan Sarjana S1 dengan persentase peningkatan sebesar 1,13% [5].
Di bidang infrastruktur, secara umum, backbone satelite yang dikelola oleh PT Telkom telah menjangkau seluruh wilayah Indonesia baik di wilayah Indonesia bagian barat maupun Indonesia bagian timur. Selain itu, Indonesia juga memiliki Palapa Ring, yaitu jaringan cincin serat optik kabel bawah laut dan darat yang dibangun sebagai tulang punggung (backbone) yang menyambungkan pulau-pulau besar dan utama di seluruh Indonesia. Jaringan ini akan mengatasi ketersediaan koneksi komunikasi, sekaligus solusi bagi kecepatan akses data. Proyek Palapa Ring telah selesai sepanjang 42.470km, yang menghubungkan Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, NTB dan NTT. Kemudian akan diteruskan ke Maluku dan Papua (sisa 10.000 km lagi) [5].
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika telah menetapkan visi “Terwujudnya Indonesia Informatif menuju masyarakat sejahtera melalui pembangunan kominfo berkelanjutan, yang merakyat dan ramah lingkungan, dalam kerangka NKRI” dengan misinya: (1) Meningkatkan kecukupan informasi masyarakat dengan karakteristik komunikasi lancar dan informasi benar menuju terbentuknya Indonesia Informatif dalam kerangka NKRI; (2) Mewujudkan birokrasi layanan komunikasi dan informatika yang profesional dan memiliki integritas moral yang tinggi; (3) Mendorong peningkatan tayangan dan informasi edukatif untuk mendukung pembangunan karakter bangsa; (4) Mengembangkan sistem kominfo yang berbasis kemampuan lokal yang berdaya saing tinggi dan ramah lingkungan; (5) Memperjuangkan kepentingan nasional kominfo dalam sistem pasar global [5].
Pemerintah kita pun telah menetapkan tolak ukuran keberhasilan pembangun TIK di Indonesia, yaitu Sebagai pilar penting penggerak pembangunan, sebagai pembangkit dan penyerap tenaga kerja, sebagai sumber devisa baru, sebagai pilar penting pencerdasan bangsa, dan terakhir, sebagai alat demokrasi dan pemersatu bangsa [5].
3. Dampak TIK
Seiring dengan menyatunya TIK ke dalam keseharian kehidupan manusia, TIK mempengaruhi kehidupan manusia. Ia juga datang dengan dampak positif dan juga negatif.
Berdasarkan hasil dari beberapa survei yang dilakukan ITM, TIK dapat memberikan banyak manfaat yang kemudian dikelompokan ke dalam 2 bagian, yaitu TIK sebagai alat untuk mendukung aktivitas (mis: pekerjaan, sosialisasi, komunikasi, pembelajaran) dan TIK sebagai alat untuk memperoleh sumber daya (resources) (mis: musik, software, berita, hiburan, pengetahuan, informasi). Hasil survei ini sejalan dengan hasil peneilitian lain [2][4][7] yang menemukan bahwa penggunaan TIK, khususnya Situs Jejaring Sosial (SJS), dapat memberikan keuntungan berupa: (1) sebagai tempat mencari kesenangan dan hiburan; (2) salah satu cara merawat relasi yang sudah ada; (3) salah satu jalan untuk mencari teman lama; (4) salah satu cara untuk membangun relasi baru; (5) sebagai alat untuk membangun kepercayaaan diri; (6) sebagai kesempatan untuk menjadi orang lain; dan (7) sebagai sarana untuk mengangkat masalah-masalah sosial. Beberapa sumber lain juga mengatakan bahwa TIK membuka lebar peluang terbentuknya bentuk bisnis baru [5] dan juga sebagai alat untuk menuju masyarakat yang ramah lingkungan (Green Society) [5][9].
Sebagaimana pisau dapat digunakan untuk keperluan rumah tetapi juga dapat melukai penggunaanya, demikian pun TIK tidak lepas dari sisi negatif. Dari sisi perilaku, penggunaan SJS dapat menyebabkan penggunanya menghabiskan waktu berlebihan [4]. Pengguna juga dapat dengan mudah membuka informasi pribadi ke publik [1][10]. Dari sisi kriminal, SJS digunakan untuk pencurian identitias, pelecehaan seksual, pornografi, dan penipuan [4]. Dari sisi psikologi, SJS menjadi tempat yang subur untuk narsisme dan dapat memberikan pencapaian dan produktivitas yang semu [3]. Dari sisi nilai dan budaya, SJS mebuat terjadinya pergeseran makna pertemanan dan budaya gosip yang dulu tertutup kini dibawa ke ruang publik [8]. Survei yang dilakukan ITM juga menemukan bahwa penggunaan TIK dapat menyebabkan sulit konsentrasi, ketergantungan, spamming, hoax, sosialisasi berkurang, privasi terbuka, konsumerisme, lupa waktu, pornografi, dan software jahat. Industri TIK juga merupakan salah satu industri yang banyak menghasilkan limbah elektronik [9] dan seiring dengan perkembangannya yang pesat, industri TIK diprediksikan sebagai salah satu industri pemakai energi terbesar [5].
4. Pemanfaatan TIK bagi Kepentingan Bangsa dan Negara
Pemanfaatan TIK bagi kepentingan bangsa dan negara tidak lepas dari hambatan. Walaupun demikian, ada banyak peluang di berbagai bidang di mana TIK dapat dimanfaatkan untuk membangun bangsa dan negara.
4.1. Hambatan
Hambatan yang dihadapi oleh negara berkembang seperti Indonesia adalah kurangnya infrastruktur TIK. Tanpa infrastruktur, peran vital dari TIK tidak bisa diharapkan. Tidak adanya infrastruktur seperti memiliki sistem distribusi listrik tanpa kabel. Penetrasi infrastruktur TIK di Indonesia tidak merata. Sebagian besar masih di domininasi oleh pulau Jawa. Ini membuat pemanfaatan TIK di daerah luar Jawa menjadi lebih sulit.
Salah satu contoh, infrastruktur backbone serat optik masih belum merata di seluruh wilayah Indonesia. 65,2% dari total infrastruktur menjangkau wilayah Jawa, diikuti oleh wilayah Sumatera (20,31%) dan Kalimantan (6,13%). Sedangkan pada wilayah Indonesia timur (Nusa Tenggara, Maluku dan Papua) masih belum terjangkau infrastruktur ini, maka Depkominfo telah melaksanakan program Palapa Ring pada tahun 2010 untuk meningkatkan jangkauan backbone serat optik di wilayah tersebut [5].
Gambar 1 IDI Sub-Index Indonesia dan negara Asia lainnya [5].
Dibandingkan dengan negara-negara di Asia, selama kurun 2005-2009, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam merupakan negara yang memiliki penetrasi internet yang paling tinggi diantara negara ASEAN. Perkembangan penetrasi internet di Indonesia masih dibawah penetrasi internet ASEAN. Indonesia hanya unggul dengan negara Filipina, Laos P.D.R dan Kamboja [5].
Hambatan yang juga dihadapi adalah tingkat pendidikan yang rendah di bidang TIK dankurangnya tenaga ahli. Misalnya dari [5], didapati bahwa dari dosen pengajar di perguruan tinggi hanya sebagian kecil yang berpendidikan S3. Hal ini menunjukkan masih rendahnya kualitas pengajar perguruan tinggi di bidang TIK. Secara ideal, jumlah dosen dengan pendidikan S3 harus lebih banyak dibanding S2, dan tidak ada dosen berpendidikan S1 [5].
Secara umum posisi sumber daya manusia Indonesia di bidang TIK masih berada di bawah negara-negara Asia lainnya. Gambar 1, secara umum, ICT Development Index (IDI) untuk penggunaan (IDI use) lebih rendah dibanding indeks yang lainnya, diikuti oleh IDI Access dan indeks tertinggi adalah IDI Skill. Dan pola ini terjadi diseluruh negara kecuali pada Singapore yang memiliki IDI access lebih tinggi dibandingkan IDI Skill. Indonesia sendiri, masih sangat rendah pada IDI use dan IDI access, sedangkan IDI skill Indonesia masih tidak terlalu tertinggal terutama jika dibanding Malaysia dan negara ASEAN lainnya [5].
Database publikasi ilmiah Scopus tahun 2000-2009 menunjukkan bahwa selama kurun 10 tahun, di antara negara ASEAN, Indonesia menduduki peringkat ke empat dalam jumlah publikasi ilmiah internasional di atas Filipina dan di bawah Thailand. Bila dibandingkan dengan negara Asia terpilih, Indonesia menempati urutan kedelapan dalam publikasi ilmiah internasional [5].
Selain kondisi infrastruktur, tingkat pendidikan, dan ketersediaan tenaga ahli, kondisi eksternal juga mempengaruhi, seperti kejelasan hukum, tingkat korupsi yang tinggi, budaya membajak, dan budaya konsumerisme.
4.2. Peluang
Sifat TIK yang fleksibel dan adaptif memungkin TIK dirancang dan dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing bidang. Ini membuat TIK dapat memberikan kontribusi di berbagai bidang (Gambar 2). Berikut kami paparkan secara singkat interaksi yang dapat terjadi antara bidang TIK dengan bidang-bidang yang ada pada kapita selekta KNA 2011. Dengan demikian, akan membuka wawasan mengenai kontribusi TIK yang dapat digunakan oleh murid-murid Kristus dalam menggarami msyarakat.
Gambar 2 Interaksi bidang TIK dengan bidang-bidang lainnya.
Lingkungan Hidup. TIK dapat memberikan efisiensi kerja. TIK memungkinkan orang bekerja dari rumah tanpa harus menggunakan transportasi ke tempat kerja. Rapat dan komunikasi dapat dilakukan dari jarak jauh sehingga menurunkan produksi polusi udara. Komputasi kerja optimal suatu sistem memungkinkan sistem tersebut menghemat energi dan biaya. Paperless office menghemat penggunaan kertas.
Kesehatan. Sistem informasi rumah sakit digunakan untuk mengefisienkan kinerja administrasi rumah sakit (RS) sehingga respon terhadap pasien lebih cepat. Rekam medis pasien menolong dokter mendiagnosis penyakit pasien. Internet dan media sosial digunakan sebagai kampanye AIDS. IT Ministry juga telah melakukan program yang mendukung RSUB Singkawang melalui instalasi sistem jaringan komputer di RS tsb. Pendidikan dan Penelitian. Penyediaan bahan-bahan pengajaran secara online dan gratis memungkinkan bahan-bahan tersebut dijangkau oleh secara luas dan beragam lapisan. Contoh: Khan Academy. Internet merupakan sumber pengetahuan dan informasi yang berlimpah tetapi sayangnya diperlukan computer literacy yang memadai untuk mengatasi kesenjangan digital untuk memperolehnya. IT Ministry turut berperan dengan memberikan kesempatan magang bagi mahasiswa dengan tujuan memberikan jembatan bagi anak-anak Tuhan di bidang TIK agar memahami kondisi kebutuhan TIK untuk membangun masyarakat secara holistik melalui gereja dan lembaga pelayanan.
Bidang Pengembangan Masyarakat. TIK dapat dimanfaatkan oleh suatu komunitas untuk membangun komunitas tersebut. Community Informatics adalah bidang disiplin ilmu yang bergerak di bidang ini. Misal: sistem basis pengatahuan untuk menolong petani bercocok tanam. IT juga memiliki program community development di Singkawang yaitu mendidik siswa-siswa asrama GPIBI agar dapat mengoperasikan komputer dan menggunakan OpenOffice.
Bidang Politik dan Pemerintahan. Bidang politik pun tidak lepas dari penggunaan TIK. Media sosial seperti Facebook dan Twitter digunakan sebagai media kampanye pada pemilu presiden di AS. Pemilu di sana juga telah menggunakan E-Voting. Penggunaan E-Government meningkatkan layanan masyarakat dan komunikasi pemerintah-masyarakat. Melalui media sosial, warga negara dapat lebih lantang bersuara dan terbuka dan mengawasi pemerintahan dan mengeluarkan pendapatnya.
Bidang Ekonomi. TIK memungkinkan terbentuknya model bisnis baru (Facebook, Angry Birds, Kaskus) dan atau model bisnis konvensional dengan cara-cara yang baru (Amazon). Media sosial dapat dimanfaatkan sebagai sarana pemasaran. Internet juga dapat digunakan untuk memasarkan potensi daerah agar dapat dikenal secara global. Oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika, TIK ditargetkan dapat menyerap tenaga kerja dan menambah devisa negara [5].
Bidang Hukum dan Keamanan. Kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia akan hak kekayaan intelektual membuat Indonesia sebagai tempat yang subur bagi pembajakan, kesadaran untuk tidak membuka informasi sensitif di internet masih rendah, dan kuranganya pengetahuan masyarakat akan Pasal 28 f UUD RI 1945, UU No. 36/1999 tentang Telekomunikasi, UU No. 32/2002 tentang Penyiaran, UU No 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, UU No.14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, dan undang-undang lainnya menjadi masalah yang masih harus dihadapi. Internet dapat dijadikan sebagai media untuk mendidik masyarakat Indonesia agar melek hukum.
Berkaitan dengan separatisme dan terorisme, internet banyak digunakan sebagai media untuk menggalang kekuatan—berkoordinasi dan menyebarkan faham [12]. Kementerian Komunikasi dan Informasi, lembaga keamanan, dan lembaga hukum wajib bekerjasama menetapkan langkah-langkah, mulai dari perancangan undang-undang hingga kepada tingkatan aplikasi, misal pembuatan sistem antiteorisme untuk menolong lembaga keamanan.
Bidang Media dan Budaya. TIK mendorong terjadinya komunitas online untuk saling berbagi dan menyediakan media untuk berekspresi dan mengeluarkan pendapat. Kebebasan dan kemudahan yang diberikan memerlukan etika baru agar karya yang diunggah ke internet berkualitas tidak asal mengkopi karya lain. Contoh: kompasiana, youtube, WordPress. TIK juga memungkinkan para seniman lebih berekspresi dan mengerjakan karya mereka lebih efisien. Mis: aplikasi pengolah grafis dan animasi. Perlu diingat bahwa komunitas online pun perlu dikendalikan agar menjadi tempat yang konstruktif bagi penggunanya [11].
Bidang Pelayanan Gereja. TIK dapat digunakan sebagai media untuk memberitakan kabar baik, kesaksian, belajar Alkitab, dan persekutuan. Contoh: lifechurch.tv, youversion, SABDA. TIK juga dapat digunakan digunakan untuk mengefisienkan proses-proses internal lembaga-lembaga gereja danparachurch. Misalnya IT Ministry dan Perkantas bekerjasama dalam membangun basisdata alumni Perkantas.
Bidang Pelayanan Keluarga. TIK dapat digunakan untuk mendukung proses-proses internal dari organisasi non-profit yang mempunyai visi untuk keluarga. Komunitas online yang bertema membangun keluarga bahagia juga dapat dibentuk. Selain itu, informasi dan pengetahuan tentang keluarga yang sehat dapat disebarluaskan melalui internet. Di bidang keluarga, IT Ministry juga berperan dengan membuatkan program konseling bagi lembaga Eunike.
Bidang Pelayanan Alumni. Saat ini Perkantas bekerjasama dengan IT Ministry sedang mengerjakan sistem database alumni Perkantas. Diharapkan melalui sistem ini jejaring dan kolaborasi antara alumni dapat lebih terbangun. Selain itu, ketika dibutuhkan SDM-SDM dengan keahlian tertentu, dapat lebih mudah dicari dan dikerahkan.
Bidang Teknologi Informasi. Internet adalah sumber di mana peminat TIK dapat belajar secara otodidak. Ada banyak komunitas online untuk bergabung. Para praktisi bahkan secara sukarela membagi pengalaman mereka melalui blog, forum, dan situs pribadi. Ada banyak situs berita untuk mengikuti perkembangan di bidang TIK. Sayang, masih sedikit sekali tempat di internet yang membahas bagaimana mengintegrasikan iman dan ilmu di bidang TIK.
5. Tanggapan sebagai Murid Kristus
Sampai dengan subbab ini, telah dipaparkan bahwa TIK global berkembangan dengan sangat cepat, makin powerful, makin pervasif. Pemerintah Indonesia juga telah menyadari pentingnya peran TIK bagi kepentingan bangsa dan negara dengan menetapkan visi, misi, dan program-program untuk mewujudkan Indonesia informatif. Makalah ini juga telah memaparkan secara singkat dampak negatif dan positif yang muncul dari pemanfaatan TIK. Penerapan TIK di Indonesia juga menghadapi hambatan tetapi ada begitu banyak peluang untuk membawa Indonesia ke status yang lebih baik melalui pemanfaatan TIK. Lalu, bagaimanakah kita sebagai murid-murid Kristus menyikapinya? Apakah kita tinggal diam membiarkan TIK dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab? Apakah kita dikuasai teknologi ataukah kita yang menguasai teknologi?
Mandat Budaya. Pada Kejadian 1:28, Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”. Allah memberikan mandat kepada manusia untuk menaklukannya, bukan mengabaikannya. Ia memerintahkan manusia untuk tidak tinggal diam tetapi aktif mengusahakan dan mengelola bumi.
Diperlengkapi dengan Keahlian. Tuhan pun tidak tinggal diam dan penyerahkan segala sesuatunya kepada manusia. Ketika Ia mempercayakan suatu pekerjaan kepada orang percaya, Ia membekali-Nya—sama seperti ketika Ia memberikan rupa-rupa keahlian, pengertian, dan pengetahuan keahlian kepada Bezaleel dan Aholiab untuk melakukan bermacam pekerjaan bagi-Nya (Keluaran 31). Entah apakah Anda seorang profesional, seorang mahasiswa, akademisi, peneliti di bidang TIK, ataukah TIK hanyalah sebagai hobi atau minat, pengetahuan, keterampilan, dan keahlian yang Anda miliki merupakan berkat yang diberikan oleh Tuhan kepada Anda. Pergunakanlah itu bagi kemuliaan-Nya.
Yang Kuat Menanggung yang Lemah. Roma 15:1 menyatakan, “Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahain orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri.”Ayat ini mengingatkan kita bahwa kita adalah orang-orang yang beruntung bisa menikmati dan memanfaatkan TIK. Ironisnya, di Indonesia masih banyak masyarakat yang belum melek teknologi dan dengan perkembangan teknologi yang pesat saat ini dapat membuat mereka tergilas oleh kemajuan zaman. Mari mengkhususkan waktu, pikiran, dan tenaga untuk menolong mereka yang terbelakang.
Dipanggil untuk Menggarami.“Berilah keadilan kepada orang yang lemah dan kepada anak yatim, belalah hak orang sengsara dan orang yang kekurangan!” (Mazmur 82:3). “… belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!” (Yesaya 1:17). “…usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.”(Yeremia 29:7). Ayat-ayat tersebut adalah ayat-ayat yang memerintahkan orang percaya untuk turut berpartisipasi aktif dalam membangun masyarakat dan negara. Kita sebagai orang-orang yang bergerak di bidang TIK wajib ikut serta dalam usaha membangun bangsa dan negara ini sesuai dengan pengetahuan dan keahlian yang kita miliki.
Berjejaring dan Berkolaborasi. Orang percaya diberikan talenta yang beragam oleh Allah. Oleh karena itu, umat Tuhan harus bersatu—saling mengisi antara satu sama yang lain. Dengan cara inilah mandat yang Allah berikan kepada kita dapat diwujudkan. Murid-murid Kristus yang bergerak di bidang TIK memiliki keahlian yang berbeda-besa, misal jaringan komputer, analis sistem atau proses bisnis, database, pemrograman, desain grafis, multimedia, tata kelola, pencintraan, dll. Profesi juga pun berbeda-beda, yaitu mahasiswa, guru, praktisi, ilmuwan, pedagang, desainer, dll. Umur, pengalaman, dan latar belakang pribadi pun bisa berbeda-beda. Tetapi karena kita percaya kepada satu Tuhan yang sama, kita adalah satu tubuh—saling melengkapi (Roma 12, 1 Korintus 12, Efesus 4:16). Oleh karena itu, komunikasi, berjejaring, dan berkolaborasi harus digiatkan. Karena dengan itu kita dapat bersatu dan saling membangun satu sama lain. Kita bisa belajar dari kitab Nehemia bagaimana umat Allah dengan keahlian yang berbeda-beda berkolaborasi membangun kembali tembok Yerusalem.
6.Penutup
- Interaksi antara manusia dengan TIK masih masih belum dewasa dan manusia masih harus terus belajar menggunakannya dengan bijak. Dari contoh negatif dan positif yang dipaparkan sebelumnya, kita belajar bahwa TIK dapat mengubah manusia—perilaku, nilai, dan budaya. Tetapi di sisi lain, manusia juga memiliki hak dan kuasa untuk mengarahkan penggunakan TIK sehingga dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk menbangun manusia itu sendiri (Gambar 3). Disinilah letak peran dari murid-murid Kristus, yaitu merumuskan bagaimana seharusnya manusia mengunakan teknologi dan mendidik masyarakat agar dewasa dalam berteknologi.
Gambar 3 Penggunaan teknologi dapat mengubah manusia, tetapi sebaliknya manusia juga dapat mengarahkan penggunaan teknologi [6].
Teknologi itu seperti pedang dan kita, pengguna, adalah pendekarnya. Seorang pendekar mungkin pernah teriris dan tertusuk oleh pedangnya sendiri, tetapi ia belajar untuk tidak terluka lagi. Lebih dari itu, dia berlatih gigih menggunakan pedangnya dengan tidak egois; ia belajar untuk menolong orang lain dan terutama untuk menegakan kebenaran dan keadilan.
Seseorang disebut pendekar bukan karena pedangnya, melainkan karena hatinya; hati yang memperjuangkan nilai-nilai yang mulia. Bahkan tanpa pedang pun ia tetaplah seorang pendekar, yaitu karena hatinya.
Kita mungkin adalah orang-orang yang beruntung bisa mencicipi teknologi. Kita juga mungkin pernah terluka olehnya karena kekurangdewasaan kita. Tetapi, kita memiliki kesempatan untuk dapat belajar menggunakannya dengan bijak—menggunakannya untuk kebenaran. Sampai kepada kualitas dimana kita disebut sebagai pahlawan-pahlawan komputer dan informatika. Bukan karena kecanggihan teknologi, tetapi karena hati yang diubahkan oleh Kristus. Mari bersama menyatakan damai sejahtera-Nya melalui teknologi informasi dan komunikasi!
7. Sekilas tentang IT Ministry
IT Ministry adalah komunitas pelayanan yang melihat masalah, peluang, dan perkembangan TIK sebagai kesempatan bagi anak-anak Tuhan untuk masuk mempengaruhi dunia melalui TIK. Program-program yang telah dijalakankan seperti mission trip dan community development di Singkawang, pelatihan, sharing, dan seminar di berbagai lembaga, internship bagi mahasiswa, pembuatan sistem informasi bagi NPO/NGO adalah sebagian dari langkah-langkah awal yang diberikan oleh IT Ministry untuk berkontribusi lebih lagi di masa mendatang. IT Ministry peduli terhadap TIK dan bagaimana TIK dapat berguna bagi negara, masyarakat, dan gereja (http://www.itministry.org).
8. Daftar Pustaka
- Acquisti, A., dan Gross, R., 2006, Imagined Communities: Awareness, Information Sharing, and Privacy on the Facebook, In P. Golle & G. Danezis (Eds.), Proceedings of 6th Workshop on Privacy Enhancing Technologies (pp. 36-58), Cambridge, U.K: Robinson College, June 28-30.
- Boyd, D.M., & Ellison, N. B., 2007, Social network sites: Definition, history, and scholarship,Journal of Computer-Mediated Communication, 13 (1), article 11,http://jcmc.indiana.edu/vol13/issue1/boyd.ellison.html.
- Boyd, D., 2006, Friends, Friendsters, and MySpace Top 8: Writing Community Into Being on Social Network Sites, First Monday, 11 (12), December,http://www.firstmonday.org/issues/issue11_12/boyd/index.html.
- Ofcom (Office of Communications), 2008, Social Networking: A Qauntitative and Qualitative Research Report into Attidues, Behaviours, and Use, Research Document, England, 2 April.
- Ramli, K., Sarwoto, Rusadi, U., dkk., 2010, Komunikasi dan Informatika Indonesia Whitepaper 2010, Pusat Data Kemeterian Komunikasi dan Informatika.
- Ryano, A. (2009): “Bridging Theories and Applications: Learn from Social Networking SitesIssues”, National Conference of Information System 2009, Yogyakarta, Indonesia, January 17, 2009.
- Storsul, T., Arnseth, h.C., Bucher, T., Enli, G., Hontvedt, M., Kløvstad, V., dan Maasø, A., 2008,New web phenomena. Government administration and the culture of sharing, report published by IMK and ITU, University of Oslo.
- Sveningsson Elm, M., 2007, Taking the Girls’ Room Online: Similarities and Differences between Traditional Girls Room and Computer-Mediated Ones, Paper presented at INTER: A European Cultural Studies Conference in Sweden, ACSIS, Norrköping, June 11-13, 2007, Linköping Electronic Conference Proceedings.
- Tomlinson, B., 2010, Greening through IT: information technology for environmental sustainability, Massachusetts Institute of Technology Press.
- Tufekci, Z., 2008, Can You See Me Now? Audience and Disclosure Management in Online Social Network Site, Bulletin of Science and Technology Studies, SAGE Publications.
- Yohannis, A.R. (2009): “Designing Conceptual Model of Social Control on Social Networking SiteCommunities (Case Study Fupei.com and Kombes.com)”, Master Thesis, Master of Informatics, School of Electrical Engineering and Informatics, Institut Teknologi Bandung, Bandung, West Java, Indonesia
- –, 2011, Peran Kementerian Komunikasi dan Informatika terhadap Advokasi Komunikasi dan Edukasi di Ruang Publik, dalam Deradikalisasi (Meningkatkan Ketahanan Masyarakat) melalui Advokasi Komunikasi dan Edukasi Ruang Publik, Buku Paket Informasi Publik, No.3, Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar